Sabtu, 28 Juli 2012

Manfaat dan keuntungan menggunakan pupuk organic cair lengkap Monodon Plus



Penggunaan pupuk cair organic lengkap akan memperoleh hasil buah dan sayuran yang optimal karena pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur- unsur hara didalamnya sudah terurai.
Tanaman menyerap unsur hara melalui akar dan daun,oleh sebab itu bermanfaat pula apabila pemupukan dapat dilakukan dengan menyem protkan dan pengocoran pada tanaman.
Penggunaan pupuk cair lebih memudahkan pekerjaan,dengan penggunaan pupuk cair berarti melakukan tiga macam proses dalam sekali pekerjaan yaitu:
1.Memupuk Tanaman.
2.Menyiram tanaman dan
3.Mengobati tanaman.
Pemupukan yang benar dan tepat sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan sore hari karena stop mata daun terbuka pada waktu pagi dan sore hari.


                                                       Komposisi:

Pupuk organic cair lengkap Monodon”Plus”

Analisis kimia :

C.organik       : 3,05                - Tembaga (Cu)  : 0,13 ppm

Nitrogen         : 0,56 %            -  Boron (B)  : 0.1 ppm

Fospor(P)        : 99,01 ppm        –Molibdenum(Mo):0,1ppm

Kalium(K)        : 1.309,4 ppm    -Seng (Zn):1,91 ppm

Kalsium(Ca)     : 0,48 %      -PH : 3,6

Magnesium(Mg): 244,96 ppm      -Belerang (S) : 1,42 ppm

Klor(Cl)           : 0,01 ppm         -Besi (Fe)         : 59,23 ppm

Mangan (Mn)    : 4,27 ppm.

Analisis Mikrobiologi :

Jenis bakteri dan jumlah sel/ml :


Bakteri pelarut phospat      :  3,2 x 10.8

Lactobacillus sp                  : 2, 1 x 10.8

Khamir/Ragi                       : 6,0 x 10.4

Bakteri Fotosintetik            : 1,1 x 10.4

Jenis Mikroba :satuan cfu/ml.

Total bakteri                      : 5,2 x 10.8

Azolobacter sp                    :2,7 x 10.8

Bacillus sp                          : 6,0 x 10.8

Rhezobium sp                     : 1,3 x10.8

Actinomycetes sp              :3,4 x 10.4

Trichoderma sp                 : 2,5 x 10.8

Azospirillum sp                  : 4,6 x 10.8

Aspergillus sp                    : 1,1 x 10.5

Hasil analisis lab : MIPA IPB Bogor.dan hasil uji mutu

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian DEP TAN Jakarta.

Perhatian Penggunaan POCL>MONODON”PLUS”

Volome tutup botol 1 Liter  : 10 Ml.

Sebelum dipakai dikocok dahulu.

Tidak boleh menggunakan air yang mengandung kaporit.

Tidak bileh dicampurkan dengan bahan kimia apapun ( pupuk/Pestisida ).           

Cara mengapur Tanah Asam


Setelah tanah yang akan ditanami diukur derajat keasamannya dan ternyata hasilnya asam maka perlu dilakukan adalah menentukan kebutuhan untuk tanah tersebut.
Hal pertama yang dilakukan ialah menentukan pH tanah yang akan dibuat, misalnya pH     6,5 – 7.  Umumnya untuk tanah kering yang biasa ditanami dibutuhkan 4 ton/ha kapur tani “Plus” Putra Lestari. Untuk tanah gambut dibutuhkan sekitar 19 ton/ha. Memang angka pastinya belum ada. Namun, angka kebutuhan tersebut dapat dijadikan patokan. Kuncinya ialah makin asam tanahnya maka banyak kebutuhan kapurnya. Sekarang bagaimana kalau lahan yang ada kurang dari satu hektar? Tentu saja kebutuhan kapurnya kurang dari dosis per hektar atau sesuai dengan luas lahan. Misalnya, luasnya hanya 1.000 m2 maka kebutuhan kapurnya hanya 400 kg atau 1/10 dari dosis kapur tani “Plus” Putra Lestari” untuk menetralkan tanah tersebut.
Tabel dosis kapur tani “Plus” Putra Lestari untuk menetralkan tanah asam
pH Tanah
Dosis kapur tani “Plus” Putra Lestari (ton/ha)
4,0
10,24
4,1
9,76
4,2
9,28
4,3
8,82
4,4
8,34
4,5
7,87
4,6
7,39
4,7
6,91




pH Tanah
Dosis kapur tani “Plus” Putra Lestari (ton/ha)
4,8
6,45
4,9
5,98
5,0
5,49
5,1
5,02
5,2
4,54
5,3
4,08
5,4
3,60
5,5
3,12
5,6
2,65
5,7
2,17
5,8
1,69
5,9
1,23
6,0
0,75

Setelah kapur disiapkan, pekerjaan selanjutnya adalah mempersiapkan lahannya. Lahan harus dibersihkan dari rumput atau tanaman pengganggu. Setelah itu, tanahnya dicangkul merata. Hal ini dimaksudkan agar kapur yang nantinya diberikan dapat menunjukkan manfaatnya.
Kalau lahan sudah dicangkul, pekerjaan selanjutnya dalam hal pengapuran ini adalah membagi lahan menjadi beberapa petak. Tujuannya adalah agar pemberian kapur dapat merata ke seluruh lahan. Agar benar-benar merata, pembagian lahan ini disesuaikan dengan jumlah kapur yang akan diberikan. Misalnya, lahan yang akan dikapur membutuhkan 4 ton kapur per hektar. Kalau setiap karung kemasannya berisi 25 kg maka jumlahnya ada 160 karung. Agar pembagiannya merata maka lahan dapat dibagi menjadi 40 petak. Setiap petak yang berukuran 250 m2 mendapat jatah kapur sebanyak 4 karung. Dengan cara ini maka pemerataan kapur di lahan akan lebih baik dan mudah. Untuk batas setiap petak, dapat dibuat dari ajir dan tali rafia.
Agar cepat selesai, pengapuran pada tanah yang cukup luas dapat dilakukan oleh tenaga kerja tambahan. Namun, hal ini tidak mutlak karena dapat saja dikerjakan sendiri kalau memang biayanya kurang, yaitu dengan cara digarap petak demi petak.
Jika lahannya sudah disiapkan, apakah pengapuran sudah boleh dilakukan? Pengapuran jangan dulu dilakukan, tetapi harus diperhatikan dahulu cuacanya. Kalau lagi hujan, pengapuran ditunda dulu. Pengapuran paling baik dilakukan menjelang musim hujan atau setelah musim kemarau.
Untuk memudahkan pengapuran, kapur sebaiknya dimasukkan dalam ember plastik agar mudah dibawa. Selanjutnya penaburan kapur dapat dilakukan. Cara penaburannya dapat langsung dilakukan dengan tangan seperti halnya memupuk tadi. Tangan dikibarkan-kibarkan ke kiri dan kanan secara bergantian. Selain dengan tangan, penaburan kapur dapat menggunakan tempurung kelapa atau kaleng bekas.
Setelah kapur ditabur, pekerjaan selanjutnya adalah mengolah atau mencangkuli seluruh lahan agar kapur cepat bereaksi dengan tanah. Bila sudah diolah, biarkan tanahnya selama 2-3 minggu. Selanjutnya lahan tersebut sudah siap ditanami.
Sekarang, bagaimana caranya mengapur lubang tanam kalau dilahan tersebut ingin ditanami buah? Pengapuran pada lubang tanam ini sangat mudah, asalkan sabar melakukannya. 

Oleh karena dosis kapur adalah 4 ton per hektar maka dosis untuk setiap untuk setiap meter lahan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

                             4.000  kg
                       -------------- = 0,4 kg/m2
                           10.000 m2

Biasanya lubang tanam untuk tanaman buah dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m dan dalam   60 – 100 cm. Untuk keperluan lubang tanam seluas itu maka dibutuhkan kapur sebanyak dua kali dosis anjuran untuk setiap mter persegi, yaitu 0,8 kg/lubang atau dapat dibulatkan menjadi       1 kg/lubang. Di samping sebagai bahan untuk meningkatkan pH, penggunaan kapur ini pun dimaksudkan sebagai buffer dalam tanah sehingga kemasamannya stabil. Sebagai pupuk, kapur dibutuhkan dalam jumlah yang cukup banyak. Untuk itu, perlu dosis pupuk  2 – 3 kali anjuran.
Diagram hubungan antara derajat keasaman tanah dengan jenis tanaman yang sesuai pada
keadaan tanah tersebut

Pupuk Organik



Sampai tahun 1850 urusan menyuburkan tanah seluruhnya ditentukan oleh pupuk organik kala itu, belum ada pupuk anorganik seperti urea. Dapat dimaklumi kalau tanah yang rata-rata masih subur secara alamiah kian subur saja dengan adanya pupuk organik. Itulah sifat menonjol dari pupuk tersebut.
Selain menambah unsur hara makro dan mikro di dalam tanah, pupuk organik ini pun terbukti sangat baik dalam memperbaiki stuktur tanah pertanian. Pupuk organik tidak lain adalah bahan yang dihasilkan dari pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia.
Ada beberapa kelebihan dari pupuk organik ini sehingga ia sangat disukai petani, diantaranya sebagai berikut :
(1)   Memperbaiki struktur tanah. Ini dapat terjadi karena organisme tanah saat penguraian bahan organik dalam pupuk bersifat perekat dan dapat mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar.
(2)   Menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik memiliki daya serap yang besar terhadap air tanah. Itulah sebabnya pupuk organik sering berpengaruh positif terhadap hasil tanaman, terutama pada musim kering.
(3)   Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah. Hal ini terutama disebabkan oleh organisme dalam tanah yang memanfaatkan bahan organik sebagai makanan. Oleh karena itu, pupuk organik seperti pupuk kandang yang diberikan pada tanah harus diuraikan terlebih dahulu oleh jasad renik melalui proses pembusukan atau peragian sebelum diisap oleh akar tanaman. Dari proses pembusukan ini, jasad renik memperoleh makanan maka kana smekain banyak pula jasad renik dalam tanah.
(4)   Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Pupuk organik mengandung zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk anorganik. Selain itu, cara kerjanya diakui memang agak lambat disbanding pupuk anorganik. Itulah sebabnya untuk mencapai hasil yang maksimal, pemakaian pupuk organik hendaknya diimbangin dengan pupuk anorganik agar keduanya saling melengkapi. Dengan demikian, akan tercipta tanah pertanian yang kaya zat hara, stukturnya gembur dan remah, dan berwarna cokelat kehitaman.

Melakukan Pemupukan

Menentukan dosis pemupukan yang tepat pada tanaman dapat ditempuh dengan cara membuat petak-petak percobaan. Cara ini banyak dilakukan peneliti untuk menguji ketepatan dosis suatu pupuk.
Mula-mula dibuat dulu beberapa petakan kecil di lahan. Ukurannya tidak perlu luas, cukup 2m x 2m. Petak-petak tersebut diolah secara seksama, lantas mulai ditaburi pupuk alami kapur tani “plus”,juga ditambah pupuk  NPK di masing-masing petak. Namun, dosis pupuk yang ditaburkan harus berbeda-beda. Setiap penambahan pupuk pada suatu petak, petak yang lain pun harus ditambahkan pupuk.
Dengan perlakuan pemupukan yang berbeda-beda tersebut nantinya akan diperoleh tanaman yang hasilnya paling menonjol ada salah satu petak. Dosis pada petak yang memberikan hasil tertinggi tersebut merupakan dosis yang tepat.
Berikut ini diulas dosis pemupukan pupuk alami kapur tani “plus” N, P, dan NPK untuk beberapa jenis tanaman. Angka-angka yang disajikan tidak mutlak, bisa lebih dan bisa kurang, tergantung keadaan keasaman tanah dan jenis tanamannya.
1)    Pemupukan N
Jenis pupuk pemberi unsur N sudah diulas. Dari banyak jenis yang disebutkan hanya ada dua jenis yang populer dipakai petani, yaitu urea 46% dan ZA 21%. Urea 46% berarti dalam 100 kg ZA terkandung 46 kg N, sedangkan ZA 21% berarti dalam 100 kgh ZA terkandung 21 kg N. oleh karena rekomendasui pemupukan menggunakan N maka rumus untuk memperoleh jumlah atau dosis pupuk sebagai berikut :
Sebagai contoh, singkong membutuhkan N sebanyak 70 kg/ha. Jika yang digunakan dalah pupuk ZA maka dosis pupuknya sebanyak 333 kg/ha. Jika yang digunakan adalah pupuk urea maka dosis pupuknya sebanyaj 152 kg/ha. Tabel di bawah ini menyajikan kebutuhan N per ha dan waktu pemberiannya pada beberapa jenis tanaman.


Tabel Kebutuhan N dan Waktu pemberiannya pada beberapa jenis tanaman


Jenis Tanaman     Kebutuhan N (kg/ha)    Waktu pemberian

Tabel Kebutuhan N dan Waktu pemberiannya pada beberapa jenis tanaman
Jenis Tanaman
Kebutuhan N (kg/ha)
Waktu pemberian
Jeruk
50 – 70
Awal dan akhir musim hujan
Melon
80 – 100
Umur 40 hari
Semangka
70 – 80
Saat tanam
Apel
50 – 70
Awal dan akhir musim hujan
Bawang merah
75 – 160
Diberikan dua kali
Bawang putih
80 – 160
Diberikan dua kali
Tomat
35 – 50
Diberikan dua kali
Kacang panjang
15 – 20
Saat tanam
Cabai
40 – 90
Diberikan dua kali
Cengkeh
60 – 80
Awal dan akhir musim hujan
Kakao
70 – 100
Awal dan akhir musim hujan
Tebu
90 – 180
Diberikan dua kali


2)    Pemupukan P
Jenis pupuk pemberi unsur P cukup banyak. Fosfor yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk senyawa fosfat (P2O5). Sebelum pupuk tersebut dipakai, perlu dihitung jumlah atau dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman. Rumus perhitungannya sama dengan rumus pada pemupukan N. Tabel di bawah ini menyajikan kebutuhan P2O5 per ha dan waktu pemberiannya pada beberapa jenis tanaman.


Tabel Kebutuhan P2O5 dan Waktu pemberiannya pada beberapa jenis tanaman

Jenis Tanaman
Kebutuhan P2O5 (kg/ha)
Waktu pemberian
Jeruk
40 – 60
Awal dan akhir musim hujan
Melon
80 – 100
Diberikan dua kali
Semangka
35 – 45
Saat tanam
Apel
40 – 60
Awal dan akhir musim hujan
Bawang merah
40 – 80
Sebelum tanam
Bawang putih
80 – 130
Sebelum tanam
Tomat
40 – 130
Umur 15 hari
Kacang panjang
25 – 70
Saat tanam
Cabai
40 – 75
Saat tanam
Cengkeh
60 – 80
Awal dan akhir musim hujan
Kakao
30 – 45
Akhir musim hujan
Tebu
80 – 100
Diberikan dua kali

1)    Pemupukan K 
Seperti halnya pupuk N dan P, jenis pupuk pemberi unsur K pun cukup banyak. Apapun jenis pupuk yang dipilih, jumlah atau dosis pupuknya harus dihitung dahulu sesuai kebutuhan tanaman. Cara perhitungannya pun sama dengan pada pemupukan N. Sementara kebutuhan unsur K pada setiap ha dan waktu pemberiannya untuk beberapa jenis tanaman tidak berbeda dengan pada Tabel diatas.
2)    Pemupukan NPK
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang memberikan unsur N, P, dan K bagi tanaman. Jenis pupuk NPK pun cukup banyak di pasaran dengan beragam kadar unsur yang dikandungnya. Oleh karena unsur yang dikandung lebih dari satu jenis maka perhitungannya dapat mengisi cara berikut :
Misalnya, dosis NPK untuk cengkeh 200 kg/ha. Kalau akan menggunakan NPK Mutiara (16-16-16) maka jumlah pupuk N, P, dan K adalah sama, yaitu 32 kg/ha. Jadi, total pupuk menjadi 96 kg/ha. Berikut disajikan tentang dosis NPK dan waktu pemberiannya pada beberapa jenis tanaman.


Tabel Kebutuhan NPK dan Waktu pemberiannya pada beberapa jenis tanaman
Jenis Tanaman
Kebutuhan NPK (kg/ha)
Waktu pemberian
Jeruk
250 – 300
Diberikan sekaligus menjelang musim hujan
Melon
240 – 300
Awal musim hujan
Semangka
250 – 300
Bisa diberikan dua kali
Apel
350 – 400
Bisa diberikan dua kali
Bawang merah
200 – 250
Saat tanam bisa dua kali
Bawang putih
400 – 500
Saat tanam bisa dua kali
Tomat
200 – 250
Saat tanam
Kacang panjang
200 – 340
Bisa diberikan dua kali
Cabai
100 – 150
Saat tanam
Cengkeh
200 – 250
Awal musim hujan
Kakao
250 – 300
Awal musim hujan